Senin, 17/06/2024 - 23:05 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Filipina Gandeng Amerika Hadapi Cina di Laut Cina Selatan

JAKARTA – Profesor Renato Cruz De Castro dari the International Studies Department di De La Salle University yang berbasis di Manila mengungkapkan, mayoritas masyarakat Filipina memberi dukungan penuh pada pemerintah dalam menangani persengketaan klaim maritim dengan Cina di Laut Cina Selatan (LCS). Dia pun menjelaskan bagaimana Manila menggandeng Amerika sebagai sekutu guna menghadapi Beijing.

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Raya Idul Adha 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Tentu saja, sebagian besar warga Filipina mendukung posisi kuat Pemerintah Filipina dalam menghadapi ekspansi maritim Cina di LCS,” kata De Castro saat berpartisipasi dalam diskusi publik bertajuk “What’s Going On with the Philippines, the United States, and China?” yang digelar secara virtual oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Senin (19/2/2023) malam.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Dilantiknya Daddi Peryoga sebagai Kepala OJK Provinsi Aceh

Pada kesempatan itu, De Castro turut memaparkan tentang strategi pemerintahan Presiden Ferdinand Marcos Jr. dalam menghadapi Cina. De Castro mengungkapkan, ketika Marcos Jr. dilantik pada 2022, dia menginginkan kebijakan seimbang terhadap Cina.

ADVERTISEMENTS
Menuju Haji Mabrur dengan Tabungan Sahara Bank Aceh Syariah

“Tentu saja, langkah pertama adalah melanjutkan hubungan ekonomi dengan Cina, dan langkah lainnya adalah memperkuat aliansi dengan Amerika Serikat (AS). Hal ini tentu saja terhambat oleh retorika dan upaya mantan presiden Rodrigo Duterte untuk menjauhkan Filipina dari AS pada awal masa jabatannya pada 2016,” ucap De Castro.

ADVERTISEMENTS
ActionLink Hadir Lebih dekat dengan Anda

Di bawah pemerintahan Duterte, Filipina diketahui berupaya menjalin hubungan lebih dekat dengan Beijing. Namun De Castro menilai, Duterte baru menyadari kebijakannya “keliru” pada akhir masa jabatannya. Sebab, meski memiliki hubungan hangat, hal itu tak memperlunak Cina dalam mempertahankan klaimnya di LCS.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses kepada Pemerintah Aceh
Berita Lainnya:
Rusia Klaim Caplok Pemukiman Warga Ukraina di Klishchiivka

“Pada Februari 2020, setelah, tentu saja, dia (Duterte) membatalkan Visiting Forces Agreement dengan AS, terjadi insiden antara fregat Filipina dan korvet Cina yang mengarahkan sistem kendali senjatanya,” ujar De Castro.

ADVERTISEMENTS
Selamat Menunaikan Ibadah Haji bagi Para Calon Jamaah Haji Provinsi Aceh

Menurut De Castro, Presiden Ferdinand Marcos Jr memetik pelajaran dari tindakan Duterte. “Dia (Marcos) pada dasarnya mengambil pelajaran dari pendahulunya bahwa memenuhi tuntutan Cina tidak akan berhasil. Jadi pendekatannya, tentu saja, adalah kebijakan yang seimbang, melibatkan Cina dalam hubungan ekonomi, dan menjaga aliansi erat dengan AS,” ucapnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses atas Pelantikan Pejabat di Pemerintah Aceh

Dia mengungkapkan, Marcos Jr pertama kali bertemu Presiden Cina Xi Jinping di Bangkok, Thailand, pada November 2022. Kala itu, Xi menyampaikan bahwa persengketaan klaim di LCS seharusnya tidak mempengaruhi hubungan antara Beijing dan Manila. Hal itu pun disampaikan ketika Marcos Jr berkunjung ke Beijing.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni 2024

Namun De Castro menilai komentar Xi hanya sebuah retorika. Sebab di lapangan, kapal angkatan laut Cina dan Filipina masih kerap terlibat gesekan serta ketegangan.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Selamat dan Sukses kepada Pemerintah Aceh atas Capai WTP BPK

Hal itu mendorong pemerintahan Marcos Jr merapat ke Negeri Paman Sam. “Masalahnya di sini bukanlah Filipina yang membuat pilihan. Cinalah yang mendorong Filipina ke dalam pelukan AS,” kata De Castro.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Sembilan WN Malaysia Penumpang Singapore Airlines SQ321 Luka-Luka

Dia mengungkapkan, pada November tahun lalu, Filipina dan AS menggagas kerja sama maritim, termasuk patroli gabungan antara angkatan laut kedua negara. “Yang sangat menarik adalah setiap kali kita melakukan kegiatan kerja sama maritim itu, ada tamu tak diundang berupa Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (Cina) yang menyaksikan apa yang terjadi saat kedua sekutu tersebut pada dasarnya sedang melakukan latihan militer,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
Bayar Jalan tol dengan Pencard

Sementara itu, Direktur Southeast Asia Program and Asia Maritime Transparency Initiative di CSIS Washington DC, Greg Poling, bersepakat dengan pemaparan dan penjelasan De Castro. Poling mengungkapkan, sejak dekade 1990-an, AS konsisten dalam isu LCS. Dia menyebut Washington memiliki dua kepentingan nasional dalam persengketaan klaim di LCS.

Kepentingan pertama terkait dengan mempertahankan kebebasan laut. Artinya aturan atau hukum yang mengatur ruang maritim. Hal itu pula yang menjadi alasan negara-negara Eropa memberi perhatian pada isu LCS.

Itu sebabnya Filipina sekarang memperoleh dukungan lebih dari 20 negara pada tahun ini yang menyerukan kepatuhan terhadap putusan arbitrase 2006. Filipina juga memenangkan putusan arbitrase internasional melawan Cina pada 2016.

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظًا وَهُمْ رُقُودٌ ۚ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَذَاتَ الشِّمَالِ ۖ وَكَلْبُهُم بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيدِ ۚ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا الكهف [18] Listen
And you would think them awake, while they were asleep. And We turned them to the right and to the left, while their dog stretched his forelegs at the entrance. If you had looked at them, you would have turned from them in flight and been filled by them with terror. Al-Kahf ( The Cave ) [18] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi